Popular posts

Diberdayakan oleh Blogger.
On Minggu, 24 Oktober 2010


بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين وعلى اله وأصحابه ومن تبعهم إلى يوم الدين, وبعد:


Kepada seluruh ikhwan dan akhwat di Jamaah Ansharut Tauhid,


Dengan izin Allah l marilah kita terima dengan ridha musibah fi sabilillah yang sedang menimpa kita, khususnya yang menimpa diri saya dan beberapa ikhwan kita di Jakarta. 

 Kita wajib bersukur ke hadirat Allah l yang sedang menguji kesabaran dan iman kita. Maka, dalam menghadapi  musibah fi sabilillah kita wajib bersabar seperti sabarnya para sahabat dan para nabi ketika berjihad menegakkan kalimatullah seperti yang diterangkan oleh Allah l dalam firman-Nya,

وَكَأَيِّن مِّن نَّبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُواْ لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَمَا ضَعُفُواْ وَمَا اسْتَكَانُواْ وَاللّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ
“Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (QS. Ali Imron: 146)
Maka dalam menghadapi musibah fi sabilillah kita wajib bersyukur, yakni:
  • Tidak boleh berkecil hati, sehingga menjadi penakut.
  • فَمَا وَهَنُواْ لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ
  • Tidak boleh lemah semangat, sehingga amal menjadi kendor.
  • وَمَا ضَعُفُواْ
  • Pantang menyerah, betapapun besarnya musibah.
    وَمَا اسْتَكَانُوا
    Maka, meskipun musibah fi sabilillah ini terus menimpa, kita wajib berbesar hati, optimis dan tetap berani memberantas kebatilan.
    Kita wajib bersemangat tinggi dalam menegakkan kalimatullah.
    Kita pantang menyerah kepada tekanan dan kemauan musuh-musuh Allah l.

    Yaa ikhwan wa akhawat rahimakumullah!
    Kesabaran yang terpuji ini insya-Allah menjadi kenyataan selama kita berniat ikhlas semata-mata mencari ridha Allah l dan keselamatan hidup di akhirat serta banyak berdzikir.
    ... يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ الأَخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًۭا. (الأحزاب 21)

    Yaa ikhwan wa akhwat!
    Selama saya sebagai amir jamaah masih menghadapi musibah fi sabilillah sehingga berhalangan mengurus jamaah, maka dengan izin Allah l saya menunjuk ustadz Akhwan sebagai pemangku Amir Jamaah Ansharut Tauhid.
    Maka, kepada seluruh ikhwan dan akhwat agar dengan ikhlas mendengar dan taat kepada arahan-arahan beliau selama tidak maksiat. Ketahuilah, mendengar dan taat kepada Amir -siapapun orangnya- berarti mentaati Nabi.  Maka, nilainya ibadah dan mendapat pahala.

    "من أطاعني فقد أطاع الله ، ومن عصاني فقد عصى الله ومن أطاع الأمير فقد أطاعني ، ومن عصى الأمير فقد عصاني" . رواه البخارى و المسلم.
    “Barangsiapa mentaatiku, maka ia telah mentaati Allah l. Dan barangsiapa bermaksiat kepadaku, maka ia telah bermaksiat kepada Allah l. Dan barangsiapa mentaati Amir, maka ia telah mentaatiku. Dan barangsiapa bermaksiat kepada amir, maka ia telah bermaksiat kepadaku.” (HR. Bukhari Muslim)
    Yaa akhwat wa ikhwan!
    Berjamaah berarti mengamalkan syariat secara bersama dengan kepemimpinan yang tertib. Dan tidak boleh fanatik kepada kepemimpinan seseorang. Maka, siapapun Amirnya wajib ditaati sehingga jamaah terus berjalan.  Jamaah tidak boleh bergantung kepada seseorang, tapi harus hanya bergantung kepada Allah l.
    Dengan mengamalkan syariah berjamaah dengan ikhlas dan benar (mengikut sunnah), insya-Allah hidup mulia dan mati syahid akan tercapai.
    { قُلْ هَلْ تَرَبَّصُونَ بِنَآ إِلاَّ إِحْدَى الْحُسْنَيَيْنِ ... } [التوبة:52]

    الحمد لله رب العالمين
    أقول قولى هذا وأستغفرالله لي ولكم إنه هو الغفور الرحيم

    -Abu Bakar Ba’asyir-

    Followers

    Cari Blog Ini