Popular posts

Diberdayakan oleh Blogger.
On Rabu, 02 Februari 2011

Nama lengkapnya Tsumamah bin Atsal bin an-Nu'man al-Yamamy. Nama panggilannya Abu Umamah. Pada masa jahiliyah beliau termasuk penguasa/pempimpin di Yamamah, Arab. Dan orang berpengaruh di bani Hanifah.

Pada tahun 6 Hijriah Rasulullah berkeinginan untuk meluaskan misi dakwahnya. Maka diantara caranya adalah menulis surat kepada raja-raja Arab dan bukan Arab disertai dengan seorang alim yang dapat mengajarkan Islam. Waktu itu Rasulullah mengirim delapan surat. Diantara raja/penguasa yang mendapat surat dari Rasulullah adalah Tsumamah bin Utsal.


Setelah beliau menerima surat dari Rasulullah dan membacanya, beliau tersinggung dan merasa dihina. Darahnya naik. Kemarahan nampak diwajahnya. Telingganya seolah-olah tertutupi oleh syetan sehingga tidak mau mendengar ajakan Rasul. Hingga akhirnya memutuskan untuk membunuh Rasulullah. Di setiap waktu beliau mencari-cari kesempatan untuk dapat menghabisi nyawa Rasulullah. Hampir saja niat untuk membunuh Rasulullah terwujud. Tapi Allah selamatkan melalui pertolongan salah seorang pamannya. Paman beliau berhasil merayu dengan pujiannya untuk mengagalkan rencana itu.

Hanya saja beliau tetap menyimpan dendam kesumat kepada para sahabat Rasulullah. Di setiap kesempatan para sahabat dibunuh dengan cara yang sadis. Akhirnya Rasulullah mengumumkan bahwa darah beliau halal untuk dibunuh
Selang beberapa waktu setelah peristiwa berdarah tersebut, Tsumamah bermaksud melaksanakan umrah menurut tradisinya. Namun tak disangka-sangka sebelumnya, sang raja mendapatkan kesulitan di tengah perjalanan, ia tertangkap oleh beberapa sahabat yang sedang berpatroli di perbatasan Madinah, kemudian dibawanya ke kota Madinah dan diikat pada sebuah tiang di masjid sambil menunggu keputusan Rasulullah. Mereka tidak mengetahui kalau orang yang ditangkapnya adalah Tsumamah yang dihalalkan darahnya oleh Rasulullah. Ketika Rasulullah melihat Tsumamah terikat pada tiang mesjid, beliau memerintahkan para sahabat untuk memperlakukan tawanannya dengan baik, bahkan beliau sendiri mengirimkan makanan dan susu khusus buatnya.

Meski sebagai tahanan dan terikat di tiang mesjid, Tsumamah diperlakukan baik oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Selema beberapa hari ditahan, Tsumamah melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana indahnya kehidupan kaum muslimin, betapa eratnya persaudaraan mereka dan betapa tingginya ibadah mereka. Setelah beberapa kali terjadi dialog dengan Rasulullah akhirnya Tsumamah dibebaskan dan memeluk Islam dihadapan Rasulullah dan para sahabatnya.

Karena ketika ditahan Tsumamah sedang menuju perjalanan ke Makkah untuk umrah, maka Rasulullah mengizinkannya untuk melanjutkan perjalanan umrahnya, tetapi kali ini sesuai dengan apa yang diajarkan Rasulullah kepadanya. Sesampainya di Makkah, Tsumamah langsung bertalbiah dengan suara yang keras sehingga kaum Quraisy mendengarnya, dan mengetahui Tsumamah telah masuk Islam. Beberapa pemuda Quraisy hendak membunuhnya, tetapi dihalangi oleh para pembesar, karena mereka tahu Tsumamah dan rakyatnya adalah pemasok gandum terbesar selama ini, sehingga mereka ketakutan jika ia dibunuh masyarakatnya akan memboikot mereka.

Kekhawatiran kaum Quraisy itu akhirnya terbukti setelah mereka mendengar kalimat yang diucapkan Tsumamah di hadapan mereka “Saya bersumpah dengan tuhan Ka’bah, setelah saya kembali ke Yamamah, tidak sebutir gandum Yamamah dan penghasilan lainnya akan saya kirim kepada kalian, sebelum kalian mengikuti nabi Muhammad.” Ketika kembali kepada kaumnya, Tsumamah mengajak mereka untuk memeluk agama Islam dengan bijaksana, kemudian memerintahkan kaumnya untuk memboikot kaum Quraisy. Semua ajakan dan perintah Tsumamah ditaatinya dengan baik oleh kaumnya.

Boikot ekonomi yang dilancarkan oleh Tsumamah membawa dampak yang sangat buruk bagi kaum Quraisy, mereka terancam kelaparan. Dalam kondisi seperti ini mereka mengirim surat kepada Rasulullah dan memohon agar menghentikan boikot yang dilancarkan Tsumamah dan kaumnya. Rasulullah yang memiliki hati yang lembut dan penuh toleransi terenyuh membaca surat dari kaum Quraisy, dan akhirnya memerintahkan Tsumamah untuk menghentikan boikotnya, Tsumamah pun melaksanakan perintah Rasulullah dengan penuh keikhlasan.

Tsumamah senantiasa meningkatkan keimanan dan pemahamannya tentang Islam, dan ia memegang janjinya dengan Rasulullah bahwa ia akan terus memeperjuangkan Islam setelah Rasulullah wafat. Hal ini dibuktikan ketika munculnya gerakan pemurtadan yang datang dari kaumnya dengan adanya pengakuan nabi dari Musailamah Al-Kadzdzab. Tsumamah bertahan dengan kaumnya yang masih teguh memegang Islam, dan mengerahkannya untuk memerangi orang-orang murtad, Jihad Fisabilillah, menegakkan kalimat Allah di muka bumi.

Semoga Allah membalas perjuangan Tsumamah dan kaum muslimin dengan balasan yang baik, dan memuliakan mereka dengan Surga yang disediakan Allah bagi orang-orang yang bertaqwa. Amin

Sumber: kitab Shuwar min Hayaatis Shahabah, karya Doktor ‘Abdurrahman Ra’fat Basya

Followers

Cari Blog Ini